Tingginya pohon
tak lagi menjangkau tanah. Desiran anginnya membelai hangat dengan tenunan
kelambu. Sewaktu kau masih menjadi tunas baru, ku menyelamatkanmu dari
kejahatan malam dan membawamu pada dekapan kasih sayang ku. Hingga akhirnya kau
tumbuh dengan baik dan berkembang biak sesuai yang ku harapkan. Saat kau
mengeluh dengan keringnya pelepahmu tanpa air yang tak jua membasahi tubuhmu.
Kini, tak Siang maupun malam kau berdiri tegap laksana karang yang kukuh pada
bumi yang agung.
Aku tak pernah
mengharap sesuatu yang membuatku bahagia dan menyejukkan hati. Setulus hati
segenap jiwa ku curahkan semua perhatian, waktu dan segala pengorbanan telah
kutumpahkan pada secarik kertas polos yang fitrah tak tergores Sedikit demi
sedikit ku menyukai senyummu, karena ukiran di wajahmu membuatku tak luluh
dihantam badai. Senyummu yang membuatku
bangga dari semua pasir-pasir dipantai yang menanyai siapakah gerangan
dirimu. Hingga, tak sering timbul sejuta pertanyaan, siapa yang telah membuatmu
begitu indah dan menawan hingga keelokanmu sangat mengagumkan, rumput-rumput
mendayu-dayu mencoba memanggil-manggilmu. Tak peduli apakah nama yang telah
mereka buat untukmu. Yang aku tahu, bahwa dirimu adalah dirimu. Hingga tak
terhitung lagi apa yang kini ku punya adalah punyamu. Tak ada lagi pembatas
antara kita. Karena dirimu menjelma dalam diriku.
Kau tumbuh dengan kokoh dibawah kakimu sendiri.
Dengan hiasan-hiasan pelangi yang kini telah tergores indah dalam hidupmu. Kau
memilih jalanmu sendiri untuk menentukan arahmu ke kanan ataupun ke kiri. Yang
aku tahu, sampai kapanpun ku akan tetap terus dibelakangmu, walau kau tak tahu
kalau aku ada untukmu. Titik-titik itu menjadikanmu utuh dengan seutuh-utuhnya
menjadi dirimu sendiri, dengan bantuan gerakan tanganku kau melukis wajahmu
sendiri dengan
gemulainya. Satu
demi satu semua menjadi satu, membentuk suatu pemandangan indah tuk dipandang
bagi mata yang mengenalmu ataupun yang sama sekali tak mengenalmu. Kini, semua
akankah berakhir dengan satu titik yang memilukan atau membahagiakan diriku
atau dirimu. Ku tak peduli. Karena dirimu adalah dirimu dan diriku akan tetap
menjadi diriku.
Jalan apapun yang
kini berada di depanmu, ku serahkan kepadamu. Karena ku yakin kau telah
memegang erat kompas penuntun arahmu. Hingga kemanapun dirimu berjalan ku yakin
kau pasti akan sampai kepada yang kau tuju. Tapi, akankah semua kan menjadi
suatu kenyataan yang membuatmu puas dengan apa yang telah kau pilih ??? atau
bahkan semakin menjerumuskanmu kepada sesuatu yang membuatmu jatuh dari
pelepahnya.
Nah, semakin ku
yakin padamu, semakin terasa kau menjauh dariku. Karena kini kau telah tumbuh
menjadi besar. Bahkan kehangatan yang dulu ku berikan,,, mungkin tak lagi kau
butuhkan. Karena kau telah mengenal dunia luar yang dulu membuatmu takut akan
dirimu sendiri. Kelembutan yang dulu membuatmu tersenyum padaku dan belaian
kasihku kian hampa dengan dimakan waktu. Ku merindukan semua itu lagi... akankah semua menjadi
seperti semula ? ku ingin kembali menyayangimu, mendampingi setiap suka dan
dukamu. Walau ku kan tercabik dengan semua tingkahmu dan meneteskan air mata
hanya untuk membuatmu tenang dipangkuanku, semualah yang membuatku kini semakin
terlepas dari akarku.. salahkah yang telah ku lakukan selama ini ?
Dibalik itu semua, mulailah muncul berjuta
pertanyaan yang tak pernah ku sketsa sebelumnya. Tak pernah ku sangka sekarang
telah menjadi kehampaan kosong yang membuatku tertatih dalam gelap. Apakah kau
lupa siapa yang membuatmu tumbuh. Hingga kau sekarang telah menjulai tinggi
mencakar langit. Lupakah kau yang memberikan sandaran keteduhan saat matahari
terik membakar. Lambat laun kau tumbuh dan terus tumbuh. Musim terus berganti
terus menambah umurmu. Sekarang kau menjadi pohon yang utuh yang kembali
memberikan pada rumput-rumput ilalang disekitarmu. Memberikan segumpal harapan pada padi
yang menguning, menunjukkan arah pada semut yang kebingungan mencari rumah dan
mencari makanan.
Tetesan
air mata membasuh ku dikala malam, menyibakkan semua lentera yang dulu
membuatku berjalan lurus. Mengulang kembali kenangan indah yang membuatku
semakin sedih dan menorehkan luka dalam. Karena semua tlah menjauh dariku.
Inikah kenyataan yang harus kuhadapi ?? Salahkah aku yang telah membuat
semuanya berantakan.. dalamnya samudra hatiku, luasnya hamparan kasih sayangku
padamu.. sekian banyaknya belaian hangatku, akankah kau memperlakukan aku
seperti ini? Pantaskah aku menerima semua ini darimu ?
Ayo,
jawab aku. Kenapa kau diam saja dibalik persembunyianmu ? mengapa kau
tinggalkan aku sendiri dalam keadaan seperti ketika ku sangat membutuhkanmu?
Ayo,,, jawab aku biar aku tau dan mengenal kesalahanku. Wahai, jiwa mungil yang
telah menjadikanku lemah. Katakan sepatah kata saja padaku, agar hati ini
tenang dalam peristirahatanku. Apakah kau tega melihatku dalam keadaan tersiksa
seperti ini. Apakah kau kini ingin menyia-nyiakan aku setelah semua yang ku
punya telah ku berikan padamu. Mengapa ?? katakanlah sesuatu, aku mohon.
Apakah
jalan yang telah kau ambil selama ini yang kau katakan dapat kau jadikan
sebagai penopang hidupmu mengajarkan kepadamu untuk memperlakukan aku seperti
ini. Apakah yang telah mereka katakan padamu. Apakah yang telah kau dapatkan
semua ini menunjukkan kebencianmu padaku. Ayo, sayang. Katakanlah padaku. Yach,
apakah kau telah membenciku? Tidak. Kau tidak mungkin membenciku. Bagaimana
bisa kau berbuat seperti ini padaku. Tidak. Tidak boleh.
Wahai
sayangku. Kau telah melukai perasaanku yang begitu tulus ku berikan padamu.
Tidak, aku salah kalau aku menganggap bahwa semua telah habis kuberikan
untukmu. Mungkin saja selama ini seharusnya aku lebih memperhatikanmu tanpa
mengingat – ingat belas kasih yang tertumpah dengan sia-sia kini. Kau membuatku
menangis. Tapi kini, kau membiarkan aku sendiri dipersimpangan jalan. Adilkah
aku mengatakan semua ini. Yang telah kau lakukan padaku tak sepantasnyalah kau perlakukan aku
seperti ini. Karena semua telah tertulis tajam di garis tanganku.
Ya,
Allah... Dimanakah Kau kini kala aku sangat membutuhkanmu menjadi pembimbing
jiwa ruhaniyahku. Menenangkan air yang beriak di permukaan laut dengan sifatMu
yang Maha Penyayang. Menentramkan duka yang membalut jiwa hati manusia yang
lemah dan hina dengan keagungan-Mu Yang Maha Pengaasih. Jangan biarkan aku
sendiri sepi tanpa kasih sayangMu, agar aku tegar menghadapi cobaan ini...
Menghadapi dia yang seolah-olah tidak mencintaiku lagi. Kau yang telah
memberikan dia padaku. Dan Kau pula yang membuatnya menjauh dariku. Ya Allah,
ku bersimpuh di waktu malam menyandung sebait do’a menekurkan ku dalam ketiadaan..
Ku
akan selalu menyayangimu, dan ku yakin kau pun menyayangiku, meskipun kita
berbeda dalam mengaktualisasikan cinta kasih.
Siswa dan Guru MI Nurul Hidayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat Datang/ Welcome/مرحبا
السلام عليكم
أهلا باتصالكم الى هذا بلوكسفوت
Selamat Datang Di Blog yang Insya Allah kita saling berbagi ilmu sebagai upaya peningkatan amal jariyah... dan Juga terima kasih atas komentar dan partisipasi anda semua;
Welcome to the Blog that Insha Allah we share knowledge as an effort to increase charitable of Jariyah ... and also thank you for your comments and participation of all;
مرحبا بكم في المدونة إن شاء الله أن نشترك العلم على أنها محاولة لزيادة رعة الخيرية من جارية العمل وأشكركم أيضا على تعليقاتكم ومشاركة جميع
والسلام عليكم جميعا