Kamis, 16 Agustus 2012

Cerpen :: T I A D A


Tingginya pohon tak lagi menjangkau tanah. Desiran anginnya membelai hangat dengan tenunan kelambu. Sewaktu kau masih menjadi tunas baru, ku menyelamatkanmu dari kejahatan malam dan membawamu pada dekapan kasih sayang ku. Hingga akhirnya kau tumbuh dengan baik dan berkembang biak sesuai yang ku harapkan. Saat kau mengeluh dengan keringnya pelepahmu tanpa air yang tak jua membasahi tubuhmu. Kini, tak Siang maupun malam kau berdiri tegap laksana karang yang kukuh pada bumi yang agung. 
Aku tak pernah mengharap sesuatu yang membuatku bahagia dan menyejukkan hati. Setulus hati segenap jiwa ku curahkan semua perhatian, waktu dan segala pengorbanan telah kutumpahkan pada secarik kertas polos yang fitrah tak tergores Sedikit demi sedikit ku menyukai senyummu, karena ukiran di wajahmu membuatku tak luluh dihantam badai. Senyummu yang membuatku  bangga dari semua pasir-pasir dipantai yang menanyai siapakah gerangan dirimu. Hingga, tak sering timbul sejuta pertanyaan, siapa yang telah membuatmu begitu indah dan menawan hingga keelokanmu sangat mengagumkan, rumput-rumput mendayu-dayu mencoba memanggil-manggilmu. Tak peduli apakah nama yang telah mereka buat untukmu. Yang aku tahu, bahwa dirimu adalah dirimu. Hingga tak terhitung lagi apa yang kini ku punya adalah punyamu. Tak ada lagi pembatas antara kita. Karena dirimu menjelma dalam diriku.
Kau tumbuh dengan kokoh dibawah kakimu sendiri. Dengan hiasan-hiasan pelangi yang kini telah tergores indah dalam hidupmu. Kau memilih jalanmu sendiri untuk menentukan arahmu ke kanan ataupun ke kiri. Yang aku tahu, sampai kapanpun ku akan tetap terus dibelakangmu, walau kau tak tahu kalau aku ada untukmu. Titik-titik itu menjadikanmu utuh dengan seutuh-utuhnya menjadi dirimu sendiri, dengan bantuan gerakan tanganku kau melukis wajahmu sendiri dengan
gemulainya. Satu demi satu semua menjadi satu, membentuk suatu pemandangan indah tuk dipandang bagi mata yang mengenalmu ataupun yang sama sekali tak mengenalmu. Kini, semua akankah berakhir dengan satu titik yang memilukan atau membahagiakan diriku atau dirimu. Ku tak peduli. Karena dirimu adalah dirimu dan diriku akan tetap menjadi diriku.
Jalan apapun yang kini berada di depanmu, ku serahkan kepadamu. Karena ku yakin kau telah memegang erat kompas penuntun arahmu. Hingga kemanapun dirimu berjalan ku yakin kau pasti akan sampai kepada yang kau tuju. Tapi, akankah semua kan menjadi suatu kenyataan yang membuatmu puas dengan apa yang telah kau pilih ??? atau bahkan semakin menjerumuskanmu kepada sesuatu yang membuatmu jatuh dari pelepahnya.
Nah, semakin ku yakin padamu, semakin terasa kau menjauh dariku. Karena kini kau telah tumbuh menjadi besar. Bahkan kehangatan yang dulu ku berikan,,, mungkin tak lagi kau butuhkan. Karena kau telah mengenal dunia luar yang dulu membuatmu takut akan dirimu sendiri. Kelembutan yang dulu membuatmu tersenyum padaku dan belaian kasihku kian hampa dengan dimakan waktu. Ku merindukan  semua itu lagi... akankah semua menjadi seperti semula ? ku ingin kembali menyayangimu, mendampingi setiap suka dan dukamu. Walau ku kan tercabik dengan semua tingkahmu dan meneteskan air mata hanya untuk membuatmu tenang dipangkuanku, semualah yang membuatku kini semakin terlepas dari akarku.. salahkah yang telah ku lakukan selama ini ?
Dibalik itu semua, mulailah muncul berjuta pertanyaan yang tak pernah ku sketsa sebelumnya. Tak pernah ku sangka sekarang telah menjadi kehampaan kosong yang membuatku tertatih dalam gelap. Apakah kau lupa siapa yang membuatmu tumbuh. Hingga kau sekarang telah menjulai tinggi mencakar langit. Lupakah kau yang memberikan sandaran keteduhan saat matahari terik membakar. Lambat laun kau tumbuh dan terus tumbuh. Musim terus berganti terus menambah umurmu. Sekarang kau menjadi pohon yang utuh yang kembali memberikan pada rumput-rumput ilalang disekitarmu. Memberikan segumpal  harapan pada padi yang menguning, menunjukkan arah pada semut yang kebingungan mencari rumah dan mencari makanan.
                Tetesan air mata membasuh ku dikala malam, menyibakkan semua lentera yang dulu membuatku berjalan lurus. Mengulang kembali kenangan indah yang membuatku semakin sedih dan menorehkan luka dalam. Karena semua tlah menjauh dariku. Inikah kenyataan yang harus kuhadapi ?? Salahkah aku yang telah membuat semuanya berantakan.. dalamnya samudra hatiku, luasnya hamparan kasih sayangku padamu.. sekian banyaknya belaian hangatku, akankah kau memperlakukan aku seperti ini? Pantaskah aku menerima semua ini darimu ?
                Ayo, jawab aku. Kenapa kau diam saja dibalik persembunyianmu ? mengapa kau tinggalkan aku sendiri dalam keadaan seperti ketika ku sangat membutuhkanmu? Ayo,,, jawab aku biar aku tau dan mengenal kesalahanku. Wahai, jiwa mungil yang telah menjadikanku lemah. Katakan sepatah kata saja padaku, agar hati ini tenang dalam peristirahatanku. Apakah kau tega melihatku dalam keadaan tersiksa seperti ini. Apakah kau kini ingin menyia-nyiakan aku setelah semua yang ku punya telah ku berikan padamu. Mengapa ?? katakanlah sesuatu, aku mohon.
                Apakah jalan yang telah kau ambil selama ini yang kau katakan dapat kau jadikan sebagai penopang hidupmu mengajarkan kepadamu untuk memperlakukan aku seperti ini. Apakah yang telah mereka katakan padamu. Apakah yang telah kau dapatkan semua ini menunjukkan kebencianmu padaku. Ayo, sayang. Katakanlah padaku. Yach, apakah kau telah membenciku? Tidak. Kau tidak mungkin membenciku. Bagaimana bisa kau berbuat seperti ini padaku. Tidak. Tidak boleh.
            Wahai sayangku. Kau telah melukai perasaanku yang begitu tulus ku berikan padamu. Tidak, aku salah kalau aku menganggap bahwa semua telah habis kuberikan untukmu. Mungkin saja selama ini seharusnya aku lebih memperhatikanmu tanpa mengingat – ingat belas kasih yang tertumpah dengan sia-sia kini. Kau membuatku menangis. Tapi kini, kau membiarkan aku sendiri dipersimpangan jalan. Adilkah aku mengatakan semua ini. Yang telah kau lakukan padaku tak sepantasnyalah kau perlakukan aku seperti ini. Karena semua telah tertulis tajam di garis tanganku.
                Ya, Allah... Dimanakah Kau kini kala aku sangat membutuhkanmu menjadi pembimbing jiwa ruhaniyahku. Menenangkan air yang beriak di permukaan laut dengan sifatMu yang Maha Penyayang. Menentramkan duka yang membalut jiwa hati manusia yang lemah dan hina dengan keagungan-Mu Yang Maha Pengaasih. Jangan biarkan aku sendiri sepi tanpa kasih sayangMu, agar aku tegar menghadapi cobaan ini... Menghadapi dia yang seolah-olah tidak mencintaiku lagi. Kau yang telah memberikan dia padaku. Dan Kau pula yang membuatnya menjauh dariku. Ya Allah, ku bersimpuh di waktu malam menyandung sebait do’a menekurkan ku dalam ketiadaan..
                Ku akan selalu menyayangimu, dan ku yakin kau pun menyayangiku, meskipun kita berbeda dalam mengaktualisasikan cinta kasih.

                                                         Siswa dan Guru MI Nurul Hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang/ Welcome/مرحبا
السلام عليكم
أهلا باتصالكم الى هذا بلوكسفوت
Selamat Datang Di Blog yang Insya Allah kita saling berbagi ilmu sebagai upaya peningkatan amal jariyah... dan Juga terima kasih atas komentar dan partisipasi anda semua;

Welcome to the Blog that Insha Allah we share knowledge as an effort to increase charitable of Jariyah ... and also thank you for your comments and participation of all;

مرحبا بكم في المدونة إن شاء الله أن نشترك العلم على أنها محاولة لزيادة رعة الخيرية من جارية العمل وأشكركم أيضا على تعليقاتكم ومشاركة جميع
والسلام عليكم جميعا